Rhinitis alegi adalah inflamasi pada hidung yang diperantarai oleg IgE. Penyakit ini ditandai dengan hidung gatal, bersin-bersin, hidung meler dan pada akhirnya hidung buntu. Seringkali pasien selalu men"iya"kan bila ditanya apakah kalau pagi sering bersin-bersin. Faktor-faktor imunitas seperti histamin, IgE, eosinophil sangat berperan rhinitis alergi, karena patofisiologinya terkait demikian. Pemeriksaan yang tampak adalah discharge serous pada hidung, concha oedem dan warnanya livid.
Banyak penderita yang sudah berobat ke dokter namun selalu saja masih kambuh. Usaha yang harus dilakukan sebenarnya adalah menghindari pajanan ( alergen ). Namun demikian banyak penderita yang tidak bisa memastikan apakah alergen /benda asing yang bisa memicu pileknya tersebut. Sebutkan saja contoh : house dust mites ( tungau debu rumah/TDR ). TDR sebenarnya adalah semacam kutu yang sangat kecil yang hidup pada kelembaban tertentu dan makan zat organik. Tanpa kita sadari di Indonesia ini banyak ditemukan tdr di kasur kapuk, karpet, di kusen-kusen dan di pakaian yang lama tidak terpakai. Untuk menghidari tdr ini pastinya rumah harus bersih, bila perlu kelembababan dimanipulasi dengan pemasangan AC. Jangan bersih-bersih rumah , gunakan kasur busa atau springbed, hidari karpet dan sofa berbulu.
Untuk memastikan apakah kita alergi TDR seharusnya dilakun skin prick test ( tes alergi pada kulit yang membuktikan bahwa kita memang alergi thd alergen tertentu) selain itu pasien perlu diingatkan apakah hal tersebut diatas sudah dihindari. Banyak pasien datang dioabati berkali-kali tapi tetap saja tidak menghidari hal tersebut diatas walaupun sudah terbukti bahwa dirinya memang alergi tdr, maklum Indonesia Ekonomi lemah dimana-mana.